Jumat, 11 April 2014

Perfect Way to Close 2013

*telah diterbitkan di blog http://7items.wordpress.com/2013/12/

Sabtu kemarin (21/12/2013) gue nonton stand-up special show-nya Pandji Pragiwaksono. Entah sejak kapan gue nge-fans sama Pandji tapi gue udah tau dia sejak “Kena Deh” dan saat itu gue tau dia Pandji. Gue juga pernah liat dia nge-rap di panggungnya Glenn Fredly tahun 2008. Hmm…, karena gue nggak suka rap, jadi nggak ada yang berkesan saat itu.

Jadi kenapa gue nge-fans sama dia? Sederhana. Dia lucu. He’s my favorite comic. Dibandingkan dengan yang lain, materinya cukup berat. Lucunya, banyak yang ada di kepala gue ternyata sama dengan bit-bitnya dia. Seberapa sering sih kita kenal seseorang yang punya pemikiran yang sama tentang masalah-masalah yang remeh sampe sosial politik yang berat.

Waktu masih sekolah/ kuliah, gue selalu ngoceh tentang idelogi dan idealisme gue. Mulai dari gimana seharusnya orang menyikapi jatuh cinta sampe patah hati, lalu juga tentang bagaimana seharusnya orang bersikap. Coba dilihat penekanan pada kata ‘seharusnya’. Ideal. Sedangkan nggak ada di dunia ini yang ideal. Akibatnya, banyak yang mungkin berpikir gue ini nggak ‘ramah’ karena setiap kali dicurhatin, alih-alih mendengarkan, gue mencoba untuk memperbaiki. Yah kadang khan nggak semua yang dicurhatin pengen dibenerin, kadang hanya ingin didengerin. Tapi biasanya akhirnya yang dateng ke gue adalah orang-orang yang mencari solusi, bukan yang hanya sekedar mengeluh. Alhasil, nggak banyak ya, Sob, yang dateng ke gue lagi. Mihihihi.

Di situ gue menyadari bahwa gue harusnya lebih berempati dengan orang-orang yang datang ke gue. Menempatkan posisi gue di orang tersebut. Cuman emang ngeselin sih kalo udah dikasih saran tapi akhirnya jadi mentah karena orang tersebut hanya melihat dari segi negatifnya aja. Padahal dicoba aja belum.

Sama saja seperti ketika gue sampai di titik ini. Apakah gue tidak berjuang? Kalo misalnya kata ‘berjuang’ diartikan dengan kerja keras matin-matian, sebenernya kurang tepat. Perjuangan buat gue adalah berusaha dan berikhtiar. Menjalani setulus hati karena Allah karena gue percaya bahwa apa yang gue kerjakan hari ini akan menjadi awal dari buah yang gue petik di masa depan. Mungkin nggak langsung keliatan, nah di sinilah gue perlu satu hal lagi: kesabaran.

Balik lagi ke Pandji, banyak banget ide dan pendapatnya yang sejalan dengan gue. Akhirnya ada yang peduli dengan apa yang gue anggap penting dan dia menyampaikannya dengan cara yang paling gue sukai: lucu. Gue suka dengan cara dia menyampaikan keresahan hatinya tentang hal-hal di sekeliling kita. Gue akan menulis review dari special show-nya dia di blog terpisah.

Sebenernya ini bukan pertama kali gue nonton Pandji secara langsung, tapi ada beberapa hal yang ingin gue bagi ke kalian untuk show-nya yang satu ini: akhirnya gue foto barang sama dia! Mungkin kalian udah liat fotonya di akun Twitter atau FB gue. Kalo kalian masih inget serial twit gue di jaman baheula tentang fans (ditemukan beberapa serpihannya dengan hash tag #fans tanggal 1 Juli 2011), maka gue ini adalah fans yang mengidolakan seseorang tapi kalo ketemu bakal ngabur, malu kalau ketauan nge-fans banget, padahal kalo dipikir-pikir emang kenapa ya kalo ketauan nge-fans.

Di special show pertama & kedua gue langsung cabut setelah acara selesai. Lagian saat itu gue nggak berani juga foto ama dia. Lalu apa yang membuat gue meniatkan foto bareng Pandji tahun ini? Karena tahun depan dia nggak akan ngadain special show tapi tur rap-nya bersama istrinya. Jadi ini adalah kesempatan gue untuk foto sama dia kalau gue nggak mau menunggu 2 tahun ke depan untuk dapet kesempatan itu.

Beda dari yang lain, Pandji selalu menyempatkan dirinya untuk foto bareng sama fans-nya, sampai antriannya selesai. Dia juga termasuk orang yang mau merespon twitter pengikutnya kalau ada yan mau ditanya. Salah satunya ketika gue complain soal DVD yang gue beli dari dia. Nggak hanya cepat merespon, tetapi dia juga minta maaf karena DVDnya putus-putus. Setelah gue coba di player yang lain, ternyata DVDnya baik-baik saja. Gue kabarin dia lagi dan lagi-lagi dia merespon dengan cepat.

Pernah juga gue ngetwit tentang betapa excited gue karena bakal nonton special show-nya dia untuk yang ketiga kalinya setelah tiket gue sudah dikonfirmasi. Lalu dia bales twit gue dan nanya kapan aja? Gue bilang gue nonton semua special show-nya & dia bales,
                “Waaaa, makasiiiii.”
Gue tidak pernah sedekat ini dengan orang yang gue idolakan. Gue pernah sekali ketemu Liliyana Natsir tapi – lagi-lagi – nggak berani foto. Sibuk banget tampaknya dia.
Jadi akhirnya gue beranikan untuk foto bareng Pandji setelah beberapa kali melewatkan kesempatan (termasuk pas dia lagi stand-up di Binus Anggrek). Setelah nggak lama ngantri, ditemani laki gue, akhirnya gue bertemu langsung dengan Pandji dan salaman sama dia. You won’t believe what he said to me:

                “Akhirnya ketemu juga, di Twitter foto lu kecil banget.”

Wooooooooo!! Dia inget gue!!! Gue Cuma bisa cengengesan dan speechless! Aselik nggak bisa ngomong apa-apa. Ya biasalah ya gue, kalo emosi sudah mengalahkan logika, paling hanya bisa planga-plongo doang. Bahkan setelah foto, dia salaman lagi sama gue dan nggak sepatah kata pun yang bisa gue ucapin. Apa kek, selamet kek, congrats kek, yang di otak gue cuman good luck, eh tapi gue pikir khan acaranya dah beres, good luck apaan? Ya bisa aja sih buat karir-karir ke depan yak. Eniwei…

Jadi, siapa sangka dia inget gue? That night was so special. Very special. Siapa sangka, Maaakk! Harus gue akui pula bahwa pencapaiannya luar biasa malam itu. Setelah 3x special show, show ketiganya ini adalah yang terbaik. You should watch his DVD later.

Luar biasa baiknya Allah sama gue di tahun 2013 ini dan dengan cantiknya ditutup pula dengan sangat luar biasa. Hanya bisa menundukkan kepala sambil bersyukur atas segalanya. Semoga tahun 2014 lebih baik lagi.

Amin.

arinariane. home. 09:15 p.m.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar