Musti banyak
narik dan buang napas serta istighfar untuk artikel yang satu ini: bulutangkis
atau badminton. Soalnya tahun 2015 memberikan sedikit harapan dan banyak
kejutan. Iya kalo kejutannya menyenangkan, ini enggak, ngenes tepatnya.
Dua pasangan
Indonesia di papan atas, Ahsan/Hendra & Owi/Butet, adalah barometer
prestasi Indonesia secara keseluruhan. Surprise! Surprise! Owi/ Butet hanya
menjuarai Kejuaraan Asia & Indonesia Master GPG. Selebihnya hanya jadi
runner-up bahkan kalah di babak awal. Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan di
Jakarta bahkan hanya sampai semifinal. So much burden on them though.
Sedangkan
Ahsan/Hendra lebih beruntung. Pada akhirnya Hendra melengkapi gelarnya dengan
menjuarai All England tahun ini. Tak hanya itu, wajah Indonesia terselamatkan
sebagai tuan rumah Kejurdu setelah mereka menjuarai untuk kedua kalinya sebagai
pasangan. Mereka juga menjuarai Dubai World Superseries Finals 2015 setelah di
semifinal mengalahkan musuh bebuyutan Lee Yong Dae/ Yoo Yong Seong dengan
pertandingan luar biasa (https://www.youtube.com/watch?v=iF4WtG-34RE)
Selebihnya,
gue harus angkat topi dengan tunggal putra muda a.k.a barisan dedek-dedek gemes
semacam Ihsan Maulana Mustofa & Anthony Ginting. Mereka bisa tembus sampai
perempat final superseries sebagai pemain kualifikasi. Harapan gue semoga
mereka tetap fokus bermain dan nggak direcokin sama hal-hal yang berbau
selebritas karena sampai di titik ini, mereka sudah banyak berkorban. Jangan
sampai hanya karena ngetop sedikit jadi nggak fokus. Perjalanan masih panjang,
Dek. Welcome to the world tournament.
Satu pasangan
lagi, Greysia Polii/Nitya Maheswari yang memberikan kejutan dengan menjuarai
Korea SS. Beberapa kali pasangan ini memberikan perlawanan di tengah dominasi
China walaupun kandas di babak perempat maupun semifinal.
Selebihnya,
prestasi bulutangkis kita masih kembang kempis. Apapun yang dilakukan PBSI, bagaimana
pembinaannya atlet dan sebagainya, satu hal yang mendesak yang harusnya
dilakukan adalah regenerasi. Sudah mulai terlihat di tunggal putra namun masih
suram di partai lainnya.
Tapiiii….,
satu hal yang membuat gue senang tahun ini dikarenakan dominasi China perlahan
runtuh. Terutama di tunggal putri di mana mereka sempat menempatkan 3 pemain di
rangking teratas dan selalu mendominasi tempat di semifinal & final. It’s a
good sign for all of us. Ketika berpikir bahwa nggak akan ada yang bisa
meruntuhkan dominasi China, kemudian masuklah Carolina Marin (Spain) &
Ratchanok Intanon (Thailand). Masih ada pula Saina Nehwal (India) dan Nozomi
Okuhara (Japan) yang secara mengejutkan menjuarai Japan SS dan Superseries
Finals. Tapi tahun ini jelas milik Carolina Marin yang menjuarai 5 superseries
& Kejuaraan Dunia. Sedangkan Ratchanok menjuarai Kejuaraan Asia &
Indonesia SS.
Apa mungkin
karena itu ya China malah merajai ganda putri? Karena siapapun pasangannya,
mereka pasti menang. Setidaknya China menjuarai 10 superseries dari pasangan
yang berbeda. Jepang, Indonesia dan Korea hanya kebagian masing-masing 1 gelar.
Ganda campuran
pun didominasi oleh China, sedangkan Owi/Butet tercatat tidak menjuarai satu
pun turnamen SS tahun ini. Justru malah pemain Hongkong Lee Chun Hei/ Chau Hoi
Wah yang menjuarai Australia SS serta pasangan Korea & Denmark. Chris/Gabby
Adcock yang tidak pernah menjuarai SS justru memberi kejutan dengan menjuarai
World Superseries Finals yang di antaranya mengalahkan Owi/Butet di babak
kualifikasi.
Setelah luluh
lantah di turnamen superseries tahun ini dengan hanya menjuarai 4 gelar SS, gue
berharap semoga kerja keras atlet kita mulai terbayar & keberuntungan
menyinggahi. Amen. Amen. Doa akan terus gue panjatkan untuk Liliyana Natsir
yang akan bertarung di Olimpiade Rio 2016. Yes, finally we will welcome the Olympic
Year of 2016. It feels it was just yesterday from Olympic London that broke our
heart but here we are, so close, so nervous yet so excited.
Good luck,
Dear All of Our Indonesian Athletes. This is your moment!
Christmas Eve 2015
9:11 a.m.
Dining Table, Home Sweet Home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar