*telah diterbitkan di blog http://7items.wordpress.com/2013/12/
Sabtu kemarin (21/12/2013) gue
nonton stand-up special show-nya Pandji Pragiwaksono. Entah sejak kapan gue
nge-fans sama Pandji tapi gue udah tau dia sejak “Kena Deh” dan saat itu gue
tau dia Pandji. Gue juga pernah liat dia nge-rap di panggungnya Glenn Fredly
tahun 2008. Hmm…, karena gue nggak suka rap, jadi nggak ada yang berkesan saat
itu.
Jadi kenapa gue nge-fans sama
dia? Sederhana. Dia lucu. He’s my favorite comic. Dibandingkan dengan yang
lain, materinya cukup berat. Lucunya, banyak yang ada di kepala gue ternyata
sama dengan bit-bitnya dia. Seberapa sering sih kita kenal seseorang yang punya
pemikiran yang sama tentang masalah-masalah yang remeh sampe sosial politik
yang berat.
Waktu masih sekolah/ kuliah, gue
selalu ngoceh tentang idelogi dan idealisme gue. Mulai dari gimana seharusnya
orang menyikapi jatuh cinta sampe patah hati, lalu juga tentang bagaimana
seharusnya orang bersikap. Coba dilihat penekanan pada kata ‘seharusnya’.
Ideal. Sedangkan nggak ada di dunia ini yang ideal. Akibatnya, banyak yang
mungkin berpikir gue ini nggak ‘ramah’ karena setiap kali dicurhatin, alih-alih
mendengarkan, gue mencoba untuk memperbaiki. Yah kadang khan nggak semua yang
dicurhatin pengen dibenerin, kadang hanya ingin didengerin. Tapi biasanya
akhirnya yang dateng ke gue adalah orang-orang yang mencari solusi, bukan yang
hanya sekedar mengeluh. Alhasil, nggak banyak ya, Sob, yang dateng ke gue lagi.
Mihihihi.
Di situ gue menyadari bahwa gue
harusnya lebih berempati dengan orang-orang yang datang ke gue. Menempatkan
posisi gue di orang tersebut. Cuman emang ngeselin sih kalo udah dikasih saran
tapi akhirnya jadi mentah karena orang tersebut hanya melihat dari segi
negatifnya aja. Padahal dicoba aja belum.
Sama saja seperti ketika gue
sampai di titik ini. Apakah gue tidak berjuang? Kalo misalnya kata ‘berjuang’
diartikan dengan kerja keras matin-matian, sebenernya kurang tepat. Perjuangan
buat gue adalah berusaha dan berikhtiar. Menjalani setulus hati karena Allah
karena gue percaya bahwa apa yang gue kerjakan hari ini akan menjadi awal dari
buah yang gue petik di masa depan. Mungkin nggak langsung keliatan, nah di
sinilah gue perlu satu hal lagi: kesabaran.
Balik lagi ke Pandji, banyak
banget ide dan pendapatnya yang sejalan dengan gue. Akhirnya ada yang peduli
dengan apa yang gue anggap penting dan dia menyampaikannya dengan cara yang
paling gue sukai: lucu. Gue suka dengan cara dia menyampaikan keresahan hatinya
tentang hal-hal di sekeliling kita. Gue akan menulis review dari special
show-nya dia di blog terpisah.
Sebenernya ini bukan pertama kali
gue nonton Pandji secara langsung, tapi ada beberapa hal yang ingin gue bagi ke
kalian untuk show-nya yang satu ini: akhirnya
gue foto barang sama dia! Mungkin kalian udah liat fotonya di akun Twitter
atau FB gue. Kalo kalian masih inget serial twit gue di jaman baheula tentang
fans (ditemukan beberapa serpihannya dengan hash tag #fans tanggal 1 Juli 2011),
maka gue ini adalah fans yang mengidolakan seseorang tapi kalo ketemu bakal
ngabur, malu kalau ketauan nge-fans banget, padahal kalo dipikir-pikir emang
kenapa ya kalo ketauan nge-fans.
Di special show pertama &
kedua gue langsung cabut setelah acara selesai. Lagian saat itu gue nggak
berani juga foto ama dia. Lalu apa yang membuat gue meniatkan foto bareng
Pandji tahun ini? Karena tahun depan dia nggak akan ngadain special show tapi
tur rap-nya bersama istrinya. Jadi ini adalah kesempatan gue untuk foto sama
dia kalau gue nggak mau menunggu 2 tahun ke depan untuk dapet kesempatan itu.
Beda dari yang lain, Pandji selalu
menyempatkan dirinya untuk foto bareng sama fans-nya, sampai antriannya
selesai. Dia juga termasuk orang yang mau merespon twitter pengikutnya kalau
ada yan mau ditanya. Salah satunya ketika gue complain soal DVD yang gue beli
dari dia. Nggak hanya cepat merespon, tetapi dia juga minta maaf karena DVDnya
putus-putus. Setelah gue coba di player yang lain, ternyata DVDnya baik-baik
saja. Gue kabarin dia lagi dan lagi-lagi dia merespon dengan cepat.
Pernah juga gue ngetwit tentang
betapa excited gue karena bakal nonton special show-nya dia untuk yang ketiga
kalinya setelah tiket gue sudah dikonfirmasi. Lalu dia bales twit gue dan nanya
kapan aja? Gue bilang gue nonton semua special show-nya & dia bales,
“Waaaa,
makasiiiii.”
Gue tidak pernah sedekat ini
dengan orang yang gue idolakan. Gue pernah sekali ketemu Liliyana Natsir tapi –
lagi-lagi – nggak berani foto. Sibuk banget tampaknya dia.
Jadi akhirnya gue beranikan untuk
foto bareng Pandji setelah beberapa kali melewatkan kesempatan (termasuk pas
dia lagi stand-up di Binus Anggrek). Setelah nggak lama ngantri, ditemani laki
gue, akhirnya gue bertemu langsung dengan Pandji dan salaman sama dia. You
won’t believe what he said to me:
“Akhirnya
ketemu juga, di Twitter foto lu kecil banget.”
Wooooooooo!! Dia inget gue!!! Gue
Cuma bisa cengengesan dan speechless! Aselik nggak bisa ngomong apa-apa. Ya
biasalah ya gue, kalo emosi sudah mengalahkan logika, paling hanya bisa
planga-plongo doang. Bahkan setelah foto, dia salaman lagi sama gue dan nggak
sepatah kata pun yang bisa gue ucapin. Apa kek, selamet kek, congrats kek, yang
di otak gue cuman good luck, eh tapi gue pikir khan acaranya dah beres, good
luck apaan? Ya bisa aja sih buat karir-karir ke depan yak. Eniwei…
Jadi, siapa sangka dia inget gue?
That night was so special. Very special. Siapa sangka, Maaakk! Harus gue akui
pula bahwa pencapaiannya luar biasa malam itu. Setelah 3x special show, show
ketiganya ini adalah yang terbaik. You should watch his DVD later.
Luar biasa baiknya Allah sama gue
di tahun 2013 ini dan dengan cantiknya ditutup pula dengan sangat luar biasa.
Hanya bisa menundukkan kepala sambil bersyukur atas segalanya. Semoga tahun
2014 lebih baik lagi.
Amin.
arinariane. home. 09:15 p.m.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar